Aku jadi teringat
sewaktu masih sekolah dulu, kira-kira tahun kedua kuliah. Waktu itu masih
banyak teman-teman yang datang ke rumah untuk bermain. Main apa saja, ada yang
membawa gitar. Belum lagi keponakanku juga masih kecil-kecil, jadi kadang kami
bermain bersama sekaligus momong bocah.
Seperti halnya
anak-anak, ada beberapa permainan yang mereka miliki, di antaranya adalah
permainan ular tangga dan monopoli. Meskipun saat itu aku dan teman-teman sudah
besar, tapi masih di bawah dua puluh tahunan, jadi masih remaja dan kadang
senang juga memainkan permainan-permainan tersebut, iseng juga sambil mengisi
waktu.
Nah, suatu ketika
kami ingin bermain salah satu permainan seperti tersebut yaitu monopoli dan
ternyata ada yang kurang. Apalagi kalu bukan dadu yang hilang satu. Baik
permainan ular tangga yang memerlukan sebuah dadu atau monopoli bahkan butuh
dua buah. Akhirnya saat itu dalam keadaan darurat ada salah satu teman yang
membuat dari kayu yang nomornya ditandai dengan pena. Saat itu kamipun bisa
bermain.
Saat bermain ada
yang menyeletuk kepadaku, “Lo kan suka elektronik, bisa enggak bikin dadu
elektronik?” Entah itu sindiran atau apa tapi aku anggap sebagai tantangan.
Waktu itu tahun
delapan puluh sembilan akhir. Pengetahuan yang aku punya masih seputar
gerbang-gerbang logika seperti AND, NAND, OR, NOR, XOR, XNOR dan NOT. Kalaupun
pencacah paling-paling Pencacah Biner, Oktal, Dekade atau Geser. Kemudian
komponen logika yang aku kenal juga masih seri 74 sekian-sekian. Dari apa yang
aku tahu maka tantangan tersebut aku ladeni.
Dadu adalah salah
satu alat permainan yang berbentuk kubus dengan ke-enam sisinya memiliki tanda
yang menunjukkan angka berbentuk titik-titik.
Dari urutan
munculnya titik-titik yang merepresentasikan angka dapat aku hitung ternyata
hanya terdiri dari 4 bit saja, istilah dalam teknik digital, yaitu untuk bit 1,
bit 2, bit 4 dan bit 6.
Nah, waktu itu, aku
juga lagi senang-senangnya membuat diagram pewaktuan, maka dari gambar di atas
aku buat diagram pewaktuannya.
Dari diagram
pewaktuan di atas jelas keluaran bit 1 selalu berubah-ubah dengan logika 1
untuk angka ganjil dan logika 0 untuk angka genap. Kemudian bit 2 ternyata
berlogika 1 dimulai dari penunjukkan angka 2 dan seterusnya sampai 6. Bit 4
berlogika 1 dimulai dari angka 4 dan seterusnya dan Bit 6 hanya berlogika 1
saat angka menunjukkan 6 saja. Bentuk pewaktuan di atas sekilas seperti
pencacah geser yang logika keluarannya bertahan sampai akhir siklus.
Rencananya, aku
akan membuat dadu elektronik di mana saat menekan tombol maka perangkat akan
mencacah dengan kecepatan tinggi sehingga mata kita tak mampu melihat
perubahannya. Saat tombol dilepas keluaran akan bertahan pada posisi akhir dan
menampilkan nilai dadu.
Yang ada dalam
pemikiranku waktu itu adalah membuat dengan komponen NE555 sebagai sumber detak
karena memiliki fasilitas reset. Kemudian 74LS93 yaitu pencacah biner 4 bit
yang akan digunakan untuk menghasilkan keluaran untuk Bit 1. Sementara untuk Bit
2, 4 dan 6 aku gunakan 74LS95 yaitu register geser 4 bit.
Ayo kita lihat
rangkaiannya...
74LS93 adalah
pencacah biner yang memiliki keluaran 4 bit. Di dalamnya terdapat 4 buah JK
flip-flop dengan JKFF 1 terpisah dengan ketiga JKFF lainnya. Yang akan kita
gunakan adalah JKFF 1 dengan masukan pencacah A dan keluaran QA. Keluaran
pencacah ini berfungsi sebagai keluaran untuk bit 1 atau OP 1. Disamping itu
keluaran QA juga menjadi sumber detak untuk 74LS95 pada CLK2-R dan CLK1-L
setelah melalui gerbang NOT. Dan terakhir yang penting adalah menghubungkan R0(1)
dan R0(2) ketanah agar pencacah berfungsi.
74LS95 adalah
register geser 4 bit. Di dalamnya terdiri dari 4 buah RS flip-flop yang
memiliki 4 masukan (A, B, C dan d) dan 4 keluaran (QA, QB, QC dan QD) namun
kita hanya akan menggunakan 3 pencacah saja yaitu QA, QB dan QC.
Bagaimana 74LS95
tersebut bekerja? Ayo kita perhatikan gambar berikut ini:
Masukan CP1 (kaki
9) dan CP2 (kaki 8) merepresentasikan CP1 untuk CLK2-R dan CP2 untuk CLK1-L.
Fungsi kedua CP (Clock Pulse) ini ditentukan oleh masukan S (kaki 6) atau pada
gambar kita adalah MODE. Jika logika MODE adalah 1 makan yang berpengaruh
adalah CLK1-L menggeser ke kiri atau masukan P0 sampai P3 atau A sampai D
diisikan ke masing-masing RSFF. Bisa dilihat di atas jika MODE adalah 1 maka
gerbang-gerbang AND untuk masukan P0 sampai P1 juga mendapat logika 1.
Sementara jika MODE berlogika 0 maka masukan yang mempengaruhi adalah S (kaki
1) atau SER pada gambar kita.
Kembali pada gambar
rangkaian dadu kita di mana masukan SER dihubungkan pada resistor pull-up untuk
mendapatkan logika 1 dan masukan-masukan A, B dan C dihubungkan ke tanah untuk
logika 0. Masukan MODE dihubungkan ke keluaran QC. Sekarang kita anggap semua
keluaran QA, QB dan QC adalah rendah atau 0, maka masukan MODE juga 0.
Pertama kita mulai
dengan logika OP 1 yang tinggi dan QA, QB dan QC semuanya rendah, ini
menampilkan dadu dengan angka 1.
Pulsa tepi rendah
dari masukan CLK2-R atau OP 1 akan memicu RSFF untuk menghasilkan keluaran sesuai
masukan SER dan hasilnya adalah Q0 (kaki 13) atau QA pun berlogika 1. Sekarang
keluaran OP 1 adalah 0 dan OP 2 adalah 1. Ini berarti dadu menunjukkan angka 2.
Keluaran RSFF tidak
terpengaruh oleh logika tinggi dari CLK2_R di mana OP 1 adalah 1 dan OP 2 tetap
1 dan mewakili nilai dadu 3.
Pulsa tepi rendah
berikutnya akan menggeser keluaran QA ke QB, sekarang QB juga berlogika 1.
Sementara itu keluaran QA berasal dari masukan SER yang juga 1. Karena OP 1 rendah, OP 2 dan OP 3 tinggi maka
keluaran dadu menunjuk angka 4.
Logika tinggi OP 1
berikutnya tidak mempengaruhi nilai OP 2 dan OP 3 sehingga kini keluaran dadu
bernilai 5.
Pulsa tepi rendah
berikutnya akan menggeser bit SER ke QA, bit QA ke QB dan bit QB ke QC. Logika
OP 1 rendah dan OP 2, OP 3 dan OP 4 kini menjadi tinggi dan berarti angka dadu
menunjukkan 6.
Nah, karena QC kini
berlogika tinggi maka masukan MODE pun berubah menjadi 1. Jika masukan CLK2-R
adalah 0 maka sebaliknya masukan CLK1-L justru 1 karena sudah melalui gerbang
NOT. Dengan logika MODE adalah 1 maka masukan CLK2-R maupun SER sudah tidak
berpengaruh. Kini masukan yang berpengaruh adalah A, B, C dan D.
Selanjutnya pulsa
OP 1 berubah dari 0 ke 1 sebaliknya CLK1-L berubah dari 1 ke 0. Pulsa tepi
rendah dari CLK1-L ini akan memindahkan isi masukan A, B dan C yang berlogika 0
ke keluaran QA, QB dan QC. Ini berarti keluaran dadu kembali ke angka 1.
Dari uraian di atas
jelas sudah bahwa rangkaian kita dapat berjalan dan berfungsi sebagai keluaran
dadu. Untuk penggerak LED aku buat seperti ini:
Sekarang kita bahas
rangkaian untuk pembangkit pulsa yang akan menggunakan NE555.
Kita akan
menggunakan NE555 yang bekerja sebagai multivibrator astabil. Pada masukan R
atau reset dihubungkan pada C2 dan R1. Saat muatan C2
penuh akan menyebabkan masukan R menjadi rendah dan multivibrator tidak akan
bekerja atau reset. Jika S1 ditekan dan membuat masukan R terhubung
ke VCC maka multivibrator pun bekerja. Pulsa yang dihasilkan pada
keluaran CLK OUT ditentukan oleh nilai-nilai R1, R2 dan C1 dengan rumusan
sebagai berikut:
fOSC =
1,49 / ((R2+2R3) C1)
sehingga akan
menghasilkan 1.241,67 Hz
Nilai di atas tidak
fatal karena hanya untuk memutar pencacah dadu sehingga perubahannya tidak
dapat dilihat mata saat bekerja.
Udah ya, makasih
udah baca postingan aku. Semoga bisa bermanfaat, sukur-sukur bisa diterapkan
oleh sobat semua.
Salam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar